Kerumunan (Crowd)
Menurut Haryanto (2011 : 192), kerumunan adalah individu yang berkumpul secara bersamaan serta kebetulan di suatu tempat dan dalam waktu yang bersamaan.. Menurut Narwoko (2010:35), disebutkan karakteristik kerumunan antara lain:- Adanya kehadiran individu yang secara fisik dan ukurannya, yaitu sejauh mata memandang dan telinga mendengarkan. Tidak adanya individu, maka tidak terjadi kerumunan. Jadi, kerumunan merupakan kelompok yang sifatnya sementara.
- Merupakan kelompok yang tidak terorganisir, sehingga tidak memiliki pemimpin dan tidak mengenal pembagian kerja maupun sistem pelapisan masyarakat.
Munculnya kerumunan menurut Mayor Polak yang dikutip dari Narwoko (2010:36), yaitu karena adanya minat, kepentingan bersama, dan diantara para anggotanya muncul pengaruh, hubungan timbal balik yang kuat, tidak kekal, serta tidak rasional. Menurut Davis dikutip dari Basrowi (2005:58), disebutkan bentuk-bentuk umum kerumunan, yaitu:
Kerumunan yang Sifatnya Sementara (Casual Crowds)
Kelompok yang sifatnya sederhana dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
- Kerumunan yang kurang menyenangkan (Inconvient aggregations), merupakan kerumunan dari orang-orang yang ingin berusaha menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama. Sebagai contohnya, kelompok yang menunggu bus umum di halte, orang-orang yang sedang mengantre karcis, dan lain sebagainya.
- Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowds), merupakan kerumunan orang yang sedang dalam keadaan panik. Misalnya orang-orang yang berusaha menyelamatkan diri dari banjir, tanah longsor, maupun bencana alam lainnya.
- Kerumunan penonton (spectator crowds), merupakan kerumunan dari orang-orang yang ingin melihat suatu peristiwa tertentu. Misalnya, kerumunan penonton yang ingin melihat pertandingan sepak bola, penonton suatu pentas seni, dan lain sebagainya.
Kerumunan yang Berartikulasi dengan Struktur Sosial
Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Khalayak Penonton atau pendengar yang formal (formal audiences), adalah kerumunan orang yang memiliki pusat perhatian yang sama dan memiliki tujuan yang sama, namun sifatnya pasif. Misalnya, para pendengar khotbah, para penonton pertandingan sepak bola, dan lain sebagainya.
- Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned expressive group), merupakan kerumunan yag tidak mementingkan pusat perhatian, tetapi memiliki persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitasnya. Sebagai contohnya, orang-orang yang ada pada pesta perjamuan, kerumunan dansa, maupun lainnya.
Kerumunan yang berlawanan dengan Norma-Norma Hukum (Law Less Crowds)
Kerumunan yang berlawanan denan norma hukum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs) yaitu kerumunan yang bertindak secara emosional. Misalnya, kerumunan perampok, kerumunan pemberontak, dan lain sebagainya.
- Kerumunan yang bersifat immoral (immoral crowds), merupakan kerumunan yang tindakannya bertentang dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya, kerumunan orang yang merusak fasilitas umum.
Selain bentuk kelompok sosial yang telah disebutkan di atas, ada bentuk kerumunan lainnya. Bentuk kerumunan lainnya dikemukakan oleh Mayor Polak. Menurut Mayor Polak yang dikutip dalam Narwoko (2010:36), menyebutkan kerumunan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Kerumunan yang menjadi Aktif. Dalam kerumunan aktif memiliki karakteristik, antara lain: Muncul secara spontan, bersifat emosional dan impulsif, tidak adanya pembagian kerja dan aturan. Kerumunan aktif dapat bersifat revolusioner atau reaksioner, misalnya Pemberontakan Bastille.
- Kerumunan yang Tinggal Ekspresif. Pada kerumunan ekspresif tidak mengenal pusat perhatian maupun tujuan yang siama, melainkan hanya emosi saja tanpa tujuan. Kerumunan ekspresif ini sifatnya tidak merusak, tetapi hanya sekedar melepaskan ketegangan / emosi saja.
No comments:
Post a Comment